Oleh: Siswandi
Bagi sebagian orang atau mungkin kebanyakan orang
mengaggap bahwa aksi turun kejalan yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan
suatu hal yang muspro (sia-sia). Anggapan seperti ini juga tidak hanya
dilontarkan oleh kalangan masyarakat umum akan tetapi dari kalangan mahasiswa
itu sendiri. Banyak kalangan yang menilai bahwa aksi yang dilakukan oleh
mahasiswa merupakan suatu tindakan yang tidak menunjukkan sebuah intelektualitasnya sebagai mahasiswa. Karena memang kebanyakan aksi yang dilakukan
oleh mahasiswa dan kemudian di liput oleh media itu merupakan aksi yang anarki
dan ricuh. Citra buruk inilah yang kemudian membuat masyarakat menjadi
khawatir, khususnya para orang tua yang anaknya akan dan atau sedang menempuh pendidikan
di universitas. Kekhawatiran yang berlebih inilah yang membuat para orang tua
kemudian melarang anak-anaknya untuk mengikuti aktivas organisasi dikampus.
Citra buruk aksi
Ricuh,
membuat macet, anarki, mengganggu orang, merusak fasilitas public ituah
kata-kata yang bisa mewakili aksi mahasiswa saat ini. sebagai contoh aksi yang
dilakukan mahasiswa Makassar dalam rangka menolak kenaikan harga BBM bulan
april 2012 yang lalu, para mahasiswa melakukan tindakan anarkis terhadap
petugas keamanan, yang lebih menakutkan lagi para mahasisawa melakukan aksi
bakar pos polisi dan merusak fasilitas publik lainnya. Hal semacam ini juga
terjadi dijakarta tepat di daerah Salemba. Disana terjadi saling dorong antara
mahasiswa dengan polisi yang kemudian berujung pada aksi anarki. Sampai-sampai
kemudian mahasiswa melakukan aksi pembakaran mobil polisi yang berujung timbulnya
korban jiwa karena polisi sudah terlanjur marah dengan para mahasiswa. Tidak
hanya di Jakarta dan di Makassar aksi anarki yang dilakukan oleh mahasiswa juga
terjadi disejumlah wilayah di Indonesia.
Sungguh
ironis memang, ketika mahasiswa yang awalnya mempunyai tujuan mulia untuk
menyampaikan aspirasi masyrakat malah berujung ricuh yang justru merugikan
masyarakat.
Aksi kami, untukmu Negeri
Citra
buruk sudah terlanjur merebak dimasyarakat terkait dengan aksi yang dilakukan
mahasiswa. Akan tetapi ketika kita melihat lebih dalam ternyata tidak semua aksi
yang dilakukan oleh mahasiswa berujung ricuh contohnya aksi yang dilakukan oleh
mahasiswa Solo beberapa waktu yang lalu didepan kampus UNS. Mahasiswa solo hanya melakukan orasi
dan teatrikal saja tanpa melakukan tindakan yang anarki. Banyak hal yang
menyebabkan aksi mahasiswa menjdai anarki antara lain karena adanya provokasi
dalam aksi yang mengakibatkan para mahasiswa terpancing emosinya untuk
melakukan sesuatu yang anarki, selain itu juga karena aparat keamanan
memperklakukan mahasiswa tidak seperti mahasiswa, banyak petugas keamanan yang
memperlakukan mahasiswa seperti teroris / musuh sehingga merekaa melakukan
tindakan yang berlebihan yang kemudian menimbulkan mahasiswa terpancing
emosinya.
Wahai
mahasiswa dan masyarakat Indonesia bukalah mata dan telinga bahwa kami
melakukan aksi bukan karena kepentingan suatu kelompok semata, melainkan:
“kami
beraksi atas nama penindasan”
“kami
beraksi atas nama ketidak adilan”
“Kami
beraksi atas nama kesengsaraan”
“kami
beraksi atas nama kebenaran”
Kami
beraksi, karena hanya itulah yang bisa kami berikan untukmu negri sebagai wujud
bakti dan abdi kami padamu…… jangan salahkan kami ketika kami turun
kejalan………..
HIDUP
MAHASISWA…………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar